"You can close your eyes to the things you don't want to see, but you can't close your heart to the things you don't want to feel." - Johnny Depp

Jumat, 01 Mei 2015

Psikoterapi: Logoterapi

Logoterapi berasal dari kata Yunani logos yang mengandung dwiarti. Pertama, logos berarti : "spirit" yaitu suatu dimensi terdalam dari seorang ke manusia dan arti ini lebih ke antropologis dari pada teologis. Kedua adalah "meaning" yaitu nilai kehidupan sebagai seorang manusia. Singkatnya, logoterapi adalah sebuah teori yang berorientasi untuk menemukan arti, suatu arti dalam dan bagi eksistensi manusia. Hal terpenting dalam logoterapi adalah menerima tanggung jawab dan berusaha menemukan arti atau nilai dibalik kehidupan.
Viktor Emil Frankl adalah tokoh dari logoterapi. Viktor Emil Frankl adalah seorang neurolog dan psikiater Austria serta korban Holocaust yang selamat. Frankl adalah pendiri logoterapi dan Analisis Eksistensial, "Aliran Wina Ketiga" dalam psikoterapi. Bukunya, Man's Search for Meaning (pertama kali terbit pada 1946) mencatat pengalamannya sebagai seorang tahanan kamp konsentrasi dan menguraikan metode psikoterapisnya dalam upaya mencari makna dalam segala bentuk keberadaan, bahkan yang paling kelam sekalipun, dan dengan demikian juga alasan untuk tetap hidup. Frankl adalah salah satu tokoh utama dalam terapi eksistensial.


Konsep Terapi
Terdapat 3 konsep fundamental yang perlu diketahui dalam hubungan dengan logoterapi, antara lain :
1. Freedom of Will ( Bebas dari kemamuan ) 
Arti kata kebebasan yang dimaksud adalah suatu kebebasan untuk tetap berdiri/tegak apapun kondisi yang dialami manusia. Disini manusia bebas untuk menentukan sikapnya menghadapi keadaan disekitarnya, bebas membuat rencana diluar kecenderungan somatik dan komponen-komponen psikisnya. Bebas dari kemauan tidak berarti bebas dari kondisi bologis, fisik, sosiaologis,dan psikologis. Tetapi bebas untuk mengambil sikap bukan hanya menghadapi dunia, melainkan diri sendiri.
2. Will-to-meaning 
Kemauan untuk menemukan arti kehidupan. Suatu dorongan kemuan dasar yang berjuang untuk mencapai arti hidup yang lebih tinggi untuk eksis didunia. Ia merupakan suatu dorongan yang mengendalikan manusia untuk menemukan arti dalam kehidupan. Will-to-meing muncul dari keinginan pembawaan dasar manusi untuk mengaktulisasikan sebanyak mungkin nilai hidup dalan diri manusia.
3. The meaning of life 
Arti hidup yang dimaksudkan disini adalah arti hidup yang bukan untuk dipertanyakan, tetapi untuk direspon, karena kita semua bertanggung jawab untuk suatu hidup. Respon yang diberikan bukan dalam bentuk kata, tapi dalam bentuk tindakan dengan melakukannya.

Teknik Terapi
Frankl dengan logoterapinya tidak hanya menyumbang teori, tetapi juga teknik-teknik terapo yang khusus kepada dunia psikoterapi. Teknik-teknik logoterapi yang terkenal adalah intensi paradoksikal, derefleksi, dan bimbingan rohani.

a. Intensi Paradoksikal :
Merupakan teknik dimana klien diajak melakukan sesuatu yang paradoks dengan sikap klien terhadap situasi yang dialami. Klien diajak mendekati dan mengejek sesuatu dan bukan menghindar. Teknik ini bertujuan lebih daripada perubahan pola tingkah laku. Teknik ini diarahkan pada penghapusan gejala melalui cara yang paradoks, yakni meminta kepada klien agar ia dengan sengaja menampilkan gejala yang dialaminya, tetapi melebih-lebihkan dan mengejek atau berhumor atau gejala itu. Landasan dari intensi paradoksikal adalah kesanggupan manusia untuk bersikap bebas dan mengambil jarak terhadap dirinya sendiri/ melampaui diri sendiri dan inilah yang dinamakan humor.

b. Derefleksi
Frankl percaya bahwa sebagaian besar terhadap persoalan kejiwaan berasal dari perhatian yang terlalu fokus pada diri sendiri. Dengan mengalihkan perhatian diri sendiri dan mengarahkannya pada orang lain, persoalan itu akan hilang dengan sendirinya. Dengan teknik tersebut, klien diberi kemungkinan untuk mengabaikan neurosisnya dan memusatkan perhatian pada sesuatu yang terlepas dari dirinya.

c. Bimbingan Rohani
Metode khusus digunakan pada penanganan kasus individu berada pada penderitaan yang tidak dapat terhindarkan atau dalam suatu keadaan yang tidak dapat dirubah, dan tidak mampu berbuat apalagi selain menghadapi masalah yang dialami. Pada metode ini individu didorong untuk merealisasikan nilai bersikap dengan menunjukan sikap positif terhadap penderitaannyadalam rangka menemukan makna dibalik penderitaannya tersebut.

Sumber:
Chaplin, C., P. (1989). Kamus Lengkap PSIKOLOGI. Jakarta : Rajawali
Naisaban, L. (2004). PARA PSIKOLOGI TERKEMUKA DUNIA - Riwayat Hidup, Pokok Pikiran dan Karya. Jakarta: Grasindo
Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: Kanisius

Labels

1PA03 (10) 2PA05 (4) cinta (2) cowo (3) Favorit (1) Gundar (17) Homemade (1) Kampus (14) kesel (1) Kuliah (15) Resep (1) satnite (1) sendiri (3) Softskill (15) Tugas (15)