"You can close your eyes to the things you don't want to see, but you can't close your heart to the things you don't want to feel." - Johnny Depp

Senin, 30 Maret 2015

#2 Psikoterapi: Perbedaan Psikoterapi vs. Konseling dan Bentuk Utama Terapi

Perbedaan Psikoterapi dan Konseling

Brammer (dalam Sholeh, 2008) membedakan antara psikoterapi dan konseling. Brammer berpendapat bahwa konseling menekankan perencanaan yang lebih bersifat rasional, problem-solving, pembuatan keputusan, intensionalitas, pencegahan dari beberapa penyesuaian diri, mendorong timbulnya situasi yang menyenangkan dalam kehidupan sehari-hari bagi orang normal. Psikoterapi lebih mengarah kepada re-education of individual. Dasar bantuan psikoterapi adalah mencari persepsi dan perubahan secara jelas, mengintegrasikan kesadaran ke dalam kehidupan sehari-hari, memagari perasaan susah/sedih, yang berasal dari pengalaman buruk di masa lalu. Psikoterapi menekankan intensitas dan tingkat keterlibatan yang lama dan berhubungan dengan pengurangan beberapa permasalahan hidup.
Aspek Perbedaan dalam Psikoterapi dan Konseling

Sedangkan menurut Ivey dan Simek Downing (dalam Gunarsa, 1996) perbedaan konseling dengan psikoterapi, yaitu psikoterapi adalah proses jangka panjang, berhubungan dengan upaya merekonstruksi seseorang dan perubahan yang lebih besar pada struktur kepribadian. Sedangkan konseling adalah proses yang lebih intensif berhubungan dengan upaya membantu orang normal mencapai tujuannya dan agar berfungsi lebih efektif.


Bentuk Utama Terapi

Phares (dalam Markam 2007) membedakan bentuk bentuk utama terapi menjadi dua aspek, yaitu menurut taraf kedalamannya dan menurut tujuannya. Menurut kedalamannya dibedakan psikoterapi suportif, psikoterapi reedukatif, dan psikoterapi rek ronstruktif .

Psikoterapi suportif 
untuk memperkuat perilaku penyesuaian diri klien yang sudah baik, memberi dukungan psikologis dan menghindari diri dari usaha untuk menggali apa yang ada dalam alam bawah sadar klien. Alasan penghindaran karena kalau akan “dibongkar” ketidaksadarannya, klien ini mungkin akan menjadi lebih parah dalam penyesuaian dirinya. Psikoterapi suportif biasanya dilakukan untuk memberikan dukungan pada klien untuk tetap bertahan menghadapi kesulitannya.


Psikoterapi reedukatif
untuk mengubah pikiran atau perasaan klien agar ia dapat berfungsi lebih efektif. Terapis mengajak klien atau pasien untuk mengkaji ulang keyakinan kilen, mendidik kembali agar ia dapat menyesuaikan diri lebih baik setelah mempunyai pemahaman yang baru atas persoalannya. Terapis tidak hanya membatasi diri membahas kesadaran saja, namun juga tidak terlalu menggali ketidaksadaran. Psikoterapi jenis reedukatif ini biasanya yang terjadi dalam konseling.

Psikoterapi rekonstruktif
untuk mengubah seluruh kepribadian pasien/klien, dengan menggali ketidaksadaran klien, menganalisis mekanisme defensif yang patologis, member pemahaman akan adanya proses-proses tak sadar dan seterusnya. Psikoterapi jenis ini berkaitan dengan pendekatan psikoanalisis dan biasanya berlangsung intensif dalam waktu yang sangat lama.

Sumber:
- Gunarsa, S.D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia
-Markam, Sumarmo. (2007). Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
- Sholeh, Moh. (2008). Bertobat sambil berobat. Jakarta : PT Mizan Junaidi.

Jumat, 20 Maret 2015

#1 Psikoterapi : Pengertian, Tujuan dan Unsur

Psikoterapi bertitiktolak dari suatu paham bahwa manusia pada hakikatnya bisa dan mungkin untuk dipengaruhi dan diubah melalui intervensi psikologik yang dilakukan atau direncanakan oleh orang lain. Hal ini seiring dengan pandangan dan konsepsi tentang manusia dari masing-masing ahli yang didasari oleh orientasi pemikiran dan falsafah yang dianutnya.
Secara etimologis, psikoterapi berasal dari kata "psyche" yang berarti jiwa dan "therapy" yang artinya merawat, sehingga psikoterapi dapat diartikan sebagai "perawatan terhadap aspek kejiwaan seseorang". Menurut Gunarsa (1996), perawataan melalui psikoterapi adalah perawatan yang secara umum mempergunakan intervensi psikis dengan pendekatan psikologik terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis atau hambatan kepribadian. Selanjutnya, Gunarsa mengungkapkan psikoterapi sebagai terminologi umum yang dilakukan dengan berbagai metode dan teknik, diantaranya metode dan teknik yang tetap besar, yaitu: Psikoanalisis, Rogererian, Behavioristik, Kognitif dan Humanistik.
Adz-Dzaky (2002) mendefinisikan psiko sebagai jiwa dan hati. Dalam mitologi Yunani, psyche adalah seorang gadis cantik yang bersayap seperti sayap kupu-kupu. Jiwa digambarkan berupa gadis dan kupu-kupu simbol keabadian. Menurut Freud (dalam Adz-Dzaky, 2002) merupakan pelaksanaan-pelaksanaan kegiatan psikologis, terdiri dari bagian sadar (conscious) dan bagian tidak sadar (unconscious). Sedangkan dalam bahasa Arab psyche dapat dipadankan dengan “nafs” dengan bentuk jamaknya ”anfus” atau ”nufus”. Nafs memiliki beberapa arti, diantaranya: jiwa, ruh darah, jasad, orang, diri dan sendiri.


Tujuan Psikoterapi dapat dirangkum berdasarkan metode dan teknik dari Ivey, et al dan Corey (dalam Gunarsa, 1996).
  • Pendekatan Psikodinamik - Ivey, et al : Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribdaian dilakuan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama. Maksudnya adalah menyadari masa lalu/kejadian yang sudah ia lalui untuk membangun kembali kepribadiannya. Masa lalu dijadikan sebagai pembelajaran agar mengubah kepribadiannya menjadi lebih baik.
  • Pendekatan Psikoanalisis - Corey : Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman – pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
  • Pendekatan Rogerian (berpusat pada pribadi) - Ivey, et al : Untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhan dirinya yang unik. Maksudnya adalah psikoterapi bertujuan untuk memberi jalan kepada seseorang untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki dirinya dan mengekspresikan emosinya agar terungkap kemampuan dirinya yang unik, yang belum pernah diketahui.
  • Terapi Eksistensialistik-Humanistik - Corey : Untuk memberikan suasana aman, bebas, agar klien mengeksplorasi diri dengan enak, sehingga ia bisa mengenali hal – hal yang mencegah pertumbuhannya dan bisa mengalami aspek – aspek pada dirinya yang sebelumnya ditolak atau terhambat. Maksudnya adalah psikoterapi dengan pendekatan ini untuk memberi rasa aman, nyaman agar seseorang dapat mengungkap atau mengembangkan kemampuan dirinya yang sebelumnya masih terpendam atau belum terlihat.
  • Pendekatan Behavioristik - Ivey, et al : Untuk menghilangkan kesalahan dalam belajar dan berperilaku dan untuk mengganti dengan pola – pola perilaku yang lebih bisa menyesuaikan. Maksudnya adalah psikoterapi dalam pendekatan ini yaitu dengan mengubah perilaku yang salah yang didapatkan dari proses belajar menjadi perilaku yang benar.
  • Teknik Gestalt - Ivey, et al : Agar seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang. Pada teknik ini, psikoterapi bertujuan untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik dengan cara bertanggung jawab secara keseluruhan mengenai kehidupannya.
Sedangkan, beberapa tujuan yang dipaparkan oleh Corey (2005) antara lain adalah agar klien menyadari diri, bergerak ke arah kesadaran yang lebih penuh atas kehidupan batinnya, dan menjadi kurang melakukan penyangkalan dan pendistorsian serta menerima tanggungjawab yang lebih besar atas siapa dirinya, menerima perasaan-perasaannya sendiri, menghindari tindakan menyalahgunakan lingkungan dan orang lain atas keadaan dirinya, dan menyadari bahwa sekarang dia bertanggungjawab untuk apa yang dilakukannya.

Unsur-unsur Psikoterapi yang dikemukakan oleh Masserman mencakup delapan parameter pengaruh dasar pada semua jenis psikoterapi, yaitu:
  • Peran sosial
  • Hubungan (Persekutuan tarapeutik)
  • Hak
  • Retrospeksi
  • Reduksi
  • Rehabilitisi, memperbaiki gangguan perilaku berat
  • Resosialisasi
  • Rekapitulasi

Sumber:
Adz Dzaky. (2002). Konseling dan Psikoterapi Islam : Penerapan Metode Sufistik. Jakarta : Fajar Pustaka Batu.
Corey, G. (2005). Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.
Gunarsa, S. D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Labels

1PA03 (10) 2PA05 (4) cinta (2) cowo (3) Favorit (1) Gundar (17) Homemade (1) Kampus (14) kesel (1) Kuliah (15) Resep (1) satnite (1) sendiri (3) Softskill (15) Tugas (15)